Buletin Al-Furqon Vol. 3/2007
Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap Ilmu. Islam menyeru, mendorong bahkan memerintahkan umatnya untuk menjadi orang-orang berilmu (ulil albab). Dalam hadits Rasulullah saw bersabda:
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.” (Shohih Aljami’ash Shoghir no. 3913,3914).
Allah memberikan kedudukan kepada orang-orang berilmu. Dalam surat Al-Mujadilah : 11,
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
“Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az Zumar : 9)
Dalam hadits Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya hikmah (ilmu) itu menambah kemuliaan dan mengangkat hamba sahaya sehingga mencapai yang dicapai raja-raja.” (HR. Abu Na’im)
“Sesungguhnya matinya suatu kabilah lebih ringan dari pada matinya seorang ‘alim.” (HR. Thabrani)
“Apabila seorang manusia meninggal terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: Shodaqoh jariyah, Ilmu bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan.” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya keutamaan orang alim atas abid (ahli ibadah) seperti kelebihan cahaya rembulan dari seluruh bintang-bintang.” (HR. Ahmad)
“Keutamaan seorang alim atas seorang abid seperti kelebihanku atas orang yang paling rendah diantara kalian.” (Shohih jami’ash shoghir no : 4213)
Hasan Al Bashri berkata :
“Seorang aktivis tanpa ilmu seperti orang yang berjalan tidak pada jalannya, dan yang beramal tanpa ilmu lebih banyak tindakan destruktifnya ketimbang memperbaiki...” (Miftahu daris sa’adah 1/82-83)
Tentunya ilmu disini yang terutama adalah ilmu agama. Karena sesuai dengan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT, yaitu untuk beribadah.
Rasulullah saw bersabda:
“Siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, niscaya Allah menjadikannya bertafaquhfiddin (memperdalam ajaran diennya).” (HR. Bukhari wa Muslim)
Abu Tholib Al-Makki berkata:
“Bahwa yang dimaksud (ilmu) wajib disini adalah ilmu yang terkandung oleh hadis yang didalamnya terdapat bangunan Islam.”
Syaikh Abul ‘Izzi Al Hanafi berkata :
“Ilmu yang paling mulia adalah ilmu Ushuluddin (pokok-pokok agama) karena tolok ukur mulianya sebuah ilmu tergantung pada kemuliaan yang mesti diilmui. Kebutuhan manusia kepada ilmu ini diatas kebutuhan penting lainnya, karena tiada hakikat hidup bagi hati dan tiada kenikmatan dan ketentraman kecuali apabila dia mengenal Rob-nya, sesembahan dan penciptanya, lengkap dengan asma, sifat serta perbuatan-perbuatan (Rububiyah) Nya.”
Sehingga dengan ilmu ini, seorang hamba memiliki petunjuk untuk beribadah secara benar. Kemudian dapat menilai benar salah atau halal haram suatu perbuatan. Sehingga sangatlah aneh orang yang tidak pernah menuntut ilmu berkata mengenai agama seolah-olah lebih ahli dari yang menuntut ilmu.
Wallahu a’lam bishowab.
Pengumuman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar